INDUTRI TRICHLOROETHYLENE
4.1 Pendahuluan
Trichloroethylene merupakan
bahan kimia utama yang diproduksi dari asetilen. Bahan kimia lainnya didapat
dari asetilen yaitu acrylonitrile, vinyl chloride, dan monomer asetat. Trichloroethylene (C2HCl3)
yang juga memiliki sifat tidak berwarna dan tidak mudah terbakar.
Trichloroethylene
banyak digunakan untuk pelapis pada logam sebelum proses electroplating,
pelarut untuk ekstraksi pada zat-zat organik, pembersih dan pelarut, analgesik
dan anastesi dalam bidang farmasi.
Trichloroethylene hampir sama dengan
perkloroetilen, trichloroethylene biasa dibuat dengan menggunakan 3 proses,
tapi yang paling utama trichloroethylene yang dibuat dengan etilen diklorit.
Trichloroethylene diproduksi dengan alat single stage. Proses oxyclorinasi dari
dichloride dan chlorine ethylene klorinasi dari hidrokarbon seperti propane dan
asetilen. Klorin juga merupakan produk dari trichloroethylene. Bahan yang
paling utama untuk membuat trichloroethylene
adalah dikloroetilen.
Trichloroethylene selain dapat digunakan untuk
cuci kering (dry clean). Trichloroethylene juga dapat digunakan untuk membuat
beberapa peralatan / alat di sebuah industri.
4.2 Klasifikasi Proses
4.2.1.
Dehidrokloronisasi
fase uap dari tetrakloroetan dengan menggunakan BaCl2 sebagai katalis.
4.2.2.
Dehidrokloronisasi
fase cair dari tetrakloroetan dengan menggunakan susu kapur.
Pada makalah ini, yang akan dibahas
adalah proses dehidrokloronisasi fase uap dari tetrakloroetan dengan
menggunakan BaCl2 sebagai katalis.
4.3 Data Kuantitatif
Basis : 1 ton
produk Trichloroethylene (95% yield, 90% konversi)
·
Bahan baku :
Cl2 : 1,15 ton
C2H2 : 0,21 ton
·
Kapasitas industri :
50-150 ton/hari
4.4 Sifat Fisik dan Kimia
Bahan Baku dan Produk
4.41
Sifat fisika dan kimia bahan baku
a. Klorin (Cl2)
Berat Molekul :
71 gr/grmol
Titik leleh : -101,60C
Titik cair : 5,7 atm pada suhu 150C
Titik didih : -34,60C
Bau : sangat
menyesakkan dan sangat beracun.
beracun pada 0,35-2 ppm merupakan
konsentrasi
maksimum
Kegunaan
: untuk pembuatan
kertas (pulp) dan sebagai pelarut
b.
Sifat
Acetylene (C2H2)
Berat Molekul : 26,04 gr/grmol
Densitas : 1.09670 kg/m3 (gas)
Titik didih : -84 oC
Titik leleh : -80,8 oC
4.42
Sifat fisika dan kimia produk samping
a.
Tetrachloroethane (C2H2Cl4)
Berat
Molekul : 167,86 gr/grmol
Titik
leleh : -360C
Titik
didih : 146,30C
b.Asam Klorida (HCl)
Massa
Molar : 36,46
g/mol (HCl)
Titik
Leleh : -260C
Titik
didih : 1100C
Kelarutan
dalam air : Tercampur penuh
Keasaman
(pKa) : -8,0
Viskositas : 1,9 mPa.s
pada 250C, 31,5 %
larutan
Bahaya
utama : korosif
4.43
Sifat fisika dan kimia produk
Trichloroethylene
(C2HCl3)
Berat Molekul : 131,40 gr/grmol
Titik
leleh : -730C
Titik
didih : 87,20C
Densitas : 1,47 gr/ml
Kelarutan : Sedikit larut dalam air,
larut dalam alcohol dan eter
Kualitas : kemurnian tinggi,
ekstraksi, non asam
4.5
Reaksi
Yang Terjadi
Proses
dehidroklorinisasi fase uap
Reaksi kimia:
C2H2 + 2Cl2
C2H2Cl4
Tetrakloroetan
C2H2Cl4
C2HCl3 + HCl
4.6 Uraian Proses
Bahan baku dari pembuatan
trichloroethylene yaitu klorin dan asetilen dimasukkan sebagai umpan ke
dalam reactor tetrachloroethane, di
reactor tetrachloroethane terjadi reaksi antara C2H2 dan
Cl2 dengan bantuan katalis FeCl3 untuk memepercepat
rekasi. Proses ini berlangsung pada suhu 80-1000C yang dilengkapi
dengan pendinginan secara eksternal,
selanjutnya produk dari tetrachloroethane reactor yaitu tetrachloroethane (C2H2Cl4)
dipompakan ke catalyst recovery sehingga terjadi pemisahan antara katalis dan
tetrachloroethane. Sisa-sisa katalis dikeluarkan pada bagian bawah (bottom)
dari catalyst recovery, sedangkan tetrachloroethane murni disimpan ke dalam
storage dan sebagian tetrachloroethane
yang masih mengandung katalis dikembalikan ke reactor. Dalam hal
ini, reaktan yang tidak bereaksi akan dilarutkan dengan H2O yang bertujuan untuk mengubah fase Cl2
dan C2H2 dari fase gas menjadi fase cairan yaitu dengan
dilakukan pembuangan pada bagian keluaran (bottom).
Produk
yang akan bereaksi yaitu C2H2Cl4 murni
kemudian dipompakan lagi ke trichloroethylene reactor untuk
mengubah tetrachloroethane menjadi
trichloroethylene yang sebelumnya telah dilakukan proses pendinginan
terlebih dahulu. Pada trichloroethylene
reactor, tetrachloroethane akan diubah menjadi trichloroethylene dengan bantuan katalis BaCl2 dan HCl
sebagai rekasi samping, proses ini berlangsung pada suhu 250-3000C.
Selanjutnya produk-produk yang berupa tetrakloroetan, trikloroetilen, dan HCl
didinginkan kembali pada condenser dan terjadi pemisahan, adapun brine pada
proses ini yang berfungsi untuk membantu proses pendinginan, sedangkan zat-zat
di dalamnya berupa garam-garam seperti NaCl. HCl yang mempunyai jumlah lebih
besar akan keluar pada bagian atas
(top). Kemudian tetrachloroethane, trichloroethylene, dan HCl akan masuk ke HCl
stripper untuk dipisahkan kembali dengan bantuan steam, sisa-sisa HCl yang
masih terbawa ini dipisahkan dan akan dikeluarkan pada bagian atas (top). Selanjutnya
produk-produk yang masih berupa tetrachloroethane, trichloroethylene dan
HCl itu dimurnikan dengan proses
destilasi yang dilengkapi dengan pendingin dan diawali dengan pemanasan
terlebih dahulu sehingga fraksi ringan (light ends) seperti HCl akan
dikeluarkan kembali pada bagian atas (top). Kemudian dimurnikan dengan tahap destilasi yang dilengkapi dengan
pendingin dan pemanasan dahulu. Pada proses ini terjadi pemisahan antara produk trichloroethylene dan
tetrachloroethane. Trichloroethylene yang
mempunyai titik didih lebih rendah yaitu berkisar 83,20C keluar lebih dulu pada
bagian atas (top) sedangkan tetrachloroethane yang mempunyai titik didih lebih
tinggi yaitu 146,30C dikeluarkan pada bagian bawah (bottom) dan akan
direcycle kembali ke trichloroethylene reactor. Adapun fungsi inhibitor pada
tahap akhir destilasi ini adalah sebagai penghambat agar hasil akhir atau
produk yang dihasilkan benar-benar murni
dan tidak terkontaminasi dengan zat-zat yang lain,
dimana sifat fisik dan kimia beracun pada 0,35-2 ppm merupakan konsentrasi
maksimum.
4.8 Kegunaan Produk
Kegunaan produk dari Trichloroethylene
(C2HCl3) antara lain adalah:
·
Sebagai pelarut lemak
dalam pengolahan logam tekstil. Karbon tetraklorida (CCL4) adalah
cairan yang berwarna, berbau sedikit tidak enak dan memiliki titik didih 770C.
Senyawa ini tidak larut dalam air sehingga menjadi pelarut yang baik untuk
minyak dan lemak.
·
Sering dipakai dalam
cuci kering (dry clean) pakaian, karena kerapatannya yang tinggi dan sifatnya yang tidak mudah
terbakar, tetraklorometan digunakan sebagai pemadaman api.
·
Klorinasi dari
oxychlorinasi digunakan untuk mensuplai pelarut/reagent yang dibutuhkan.
·
Trichloroethylene
yang lain juga dapat digunakan di tingkat industri kimia yaitu untuk
pembersihan logam.
·
Sebagai bahan
pembuatan cat, bahan dalam pelapisan logam
·
Sebagai pengering
dalam sistem pembersih.
4.9
Fungsi Alat
Ø Tetrachloroethane
reactor : Tempat terjadinya suatu
reaksi antara klorin
(Cl2) dan astilen (C2H2)
untuk menghasilkan
tetrakloroetan.
Ø Storage :
Tempat penyimpanan tetrachloroethane yang
murni.
Ø Trichloroethylene
reactor : Alat yang digunakan untuk
megkonversi
tetrakloroethane menjadi trikloroetilen
dengan
bantuan
katalis BaCl2.
Ø Kondenser : sebagai pendingin
untuk mengubah fase uap
menjadi
cair yaitu C2H2Cl4, C2HCl3,
dan HCl.
Ø Brine : membantu
proses pendinginan yang di dalamnya
terdapat
zat berupa garam seperti NaCl.
Ø HCl
stripper : Untuk memisahkan sisa-sisa HCl dengan
bantuan
steam (pemanas).
Ø Distilasi : Untuk memisahkan
tetrachloroethane dengan
trichloroethylene berdasarkan titik didih.
4.10 KESIMPULAN
Trichloroethylene merupakan bahan kimia
utama yang diproduksi dari asetilen dan klorin.
Pembuatan trichloroethylene dapat
dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:
1.
Dehidrokloronisasi
fase uap dari tetrakloroetan dengan menggunakan BaCl2 sebagai
katalis
2.
Dehidrokloronisasi
fase cair dari tetrakloroetan dengan menggunakan susu kapur
Adapun bahan baku yang digunakan
dalam pembuatan trichloroethylene yaitu Cl2 (klorin) dan C2H2
(asetilen) dengan katalis FeCl3 dan BaCl2 dan
menghasilkan produk sampingan C2H2Cl4
(tetrakloroetan) dan HCl, sedangkan produk utamanya adalah C2HCl3
(trichloroethylene).
Reaksi kimia yang terjadi dalam
proses pembuatan trichloroethylene adalah:
·
C2H2
+ 2Cl2
C2H2Cl4
Tetrakloroetan
·
C2H2Cl4
C2HCl3 + HCl
Dalam
pembuatan trichloroethylene menggunakan beberapa alat seperti tetrachloroethane
reactor, storage, trichloroethylene
reactor, HCl stripper, dan distilasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar